Perbedaan motor diesel terhadap motor bensin
Motor Diesel:
bahan bakar solar
getaran mesin besar
metode pemberian bahan bakar dengan pompa bahan bakar dan pengabut
metode pengapian adalah pengapian sendiri
bentuk ruang bakar cukup rumit
pembentukan campuran terjadi setelah kompresi
perbandingan kompresi 15 - 30 kg/ cm 2
proses pembakaran adalah proses sabathe
motor bensin:
bahan bakar yang digunakan adalah bensin
getaran mesin halus
metode pemberian bahan bakar menggunakan karburator
metode pengapian dengan loncatan bunga api listrik sederhana
bentuk ruang bakar sederhana
pembentukan campuran terjadi sebelum kompresi
perbandingan kompresi 6 - 12 kg/cm2
proses pembakaran adalah proses otto
Sistem penyalaan:
Sistem penyalaaan motor diesel terdir atas:
Pengabut ( injection nozzle)
Pompa bahan bakar (fuel injection pump)
Pengatur pompa bahan bakar ( governor pump)
Saringan bahan bakar ( fuel filter)
Katup pembebas (rellief valve)
Pompa pemindah bahan bakar ( fuel transfer pump)
Tangki bahan bakar (fuel service tank )
Pipa – pipa aliran bahan bakar ( fuel pipe lines)
Sistem penyalaan motor bensin:
Baterai
Coil pengapian
Distributor (alat pembagi)
Platina dan kondensor
Kabel – kabel busi
Busi
Kunci kontak
Ciri – ciri motor diesel
Keuntungan dan kerugian motor diesel bila dibandingkan dengan motor bensin adalah sebagai berikut:
Keuntungan motor diesel
Bahan bakar lebih murah, sehingga menghemat biaya operasi di samping itu daya guna panas lebih baik.
Bahaya kebakaran agak kurang disebabkan titik nyala solar 80 derajat celcius.
Gas buang tidak beracun
Tenaga yang dihasilkan lebih besar disebabkan perbandingan kompresi lebih tinggi.
Kerugian motor diesel
Pompa penekan bahan bakar harganya mahal dan memerlukan pemeliharaan yang teliti.
Sistem pengabut memerlukan pemeliharaan yang teratur.
Getaran mesin lebih besar sebab tekanan pembakaran maximum dua kali lebih besar daripada motor bensin.
Karena tekanan kompresi yang tinggi maka dibutuhkan tenaga starter dengan batere yang lebih besar agar dapat memutarkan motor.
Biaya pemeliharaan mesin lebih mahal dibandingkan motor bensin.
Tuesday, March 31, 2015
MENGENAL KOMPONEN-KOMPONEN TRANSMISI
Mengenal Komponen di Transmisi
Untuk mengenal transmisi dan cara kerjanya, serta memperbaikinya, maka sudah seharusnya anda mengenal lebih dulu dengan komponen – komponen dari transmisi. Transmisi saya gunakan sebagai contoh di sini adalah transmisi mobil. Yang memiliki 4 kecepatan dan 1 gigi mundur. Secara garis besarnya komponen utama transmisi adalah:
1. Input Shaft
Bagian dari transmisi yang berhubungan dengan kampas kopling. Input shaft adalah poros yang menerima putaran dari kampas kopling untuk kemudian diteruskan untuk menggerakan roda – roda gigi di transmisi. Pada ujung yang berhubungan dengan kampas, terdapat alur sehingga kampas kopling dapat masuk dengan pas dan terikat dengan alur pada input shaft. Begitu pula dengan kampas koplingnya, terdapat alur yang ukurannya pun sesuai juga dengan alur input shaft transmisi. Inilah makanya tidak semua kampas kopling bisa masuk ke macam – macam mobil. Sebab alur – alurnya harus masuk dengan pas pada inputshaft transmisi.
2. Speed gear
Artinya adalah gigi percepatan. Roda – roda gigi inilah yang menentukan berapa percepatan yang akan dihasilkan. Pada gambar ada 5 roda gigi , tapi tak semua roda gigi yang bekerja untuk menghasilkan percepatan.
3. Counter gear
Adalah roda gigi yang letaknya berlawanan dengan roda gigi percepatan. Bersama – sama dengan roda gigi percepatan, roda gigi ini membentuk perbandingan gigi, yang akan menghasilkan percepatan atau perlambatan putaran.
4. clutch hub
Komponen yang bekerja untuk meneruskan putaran ke roda gigi percepatan , sekaligus juga untuk memutuskan putaran ke clutch hub. Clutch hub ini jugalah yang akan menentukan roda gigi percepatan mana yang bekerja.
5. shift fork
Tuas garpu pemindah yang bekerja untuk mengoperasikan clutch hub, tuas inilah yang menggerakkan clutch hub untuk meneruskan atau memutuskan putaran ke roda gigi percepatan.
Demikian komponen utama dari transmisi, sebenarnya masih ada komponen kecil – kecil lainnya pada transmisi. Tapi nanti saya akan bahas pada postingan berikutnya untuk lebih detailnya. Semoga penjelasan mengenai komponen transmisi ini dapat dimengerti, dan bila ada pertanyaan silahkan berkomentar di bawah ini.
Untuk mengenal transmisi dan cara kerjanya, serta memperbaikinya, maka sudah seharusnya anda mengenal lebih dulu dengan komponen – komponen dari transmisi. Transmisi saya gunakan sebagai contoh di sini adalah transmisi mobil. Yang memiliki 4 kecepatan dan 1 gigi mundur. Secara garis besarnya komponen utama transmisi adalah:
1. Input Shaft
Bagian dari transmisi yang berhubungan dengan kampas kopling. Input shaft adalah poros yang menerima putaran dari kampas kopling untuk kemudian diteruskan untuk menggerakan roda – roda gigi di transmisi. Pada ujung yang berhubungan dengan kampas, terdapat alur sehingga kampas kopling dapat masuk dengan pas dan terikat dengan alur pada input shaft. Begitu pula dengan kampas koplingnya, terdapat alur yang ukurannya pun sesuai juga dengan alur input shaft transmisi. Inilah makanya tidak semua kampas kopling bisa masuk ke macam – macam mobil. Sebab alur – alurnya harus masuk dengan pas pada inputshaft transmisi.
2. Speed gear
Artinya adalah gigi percepatan. Roda – roda gigi inilah yang menentukan berapa percepatan yang akan dihasilkan. Pada gambar ada 5 roda gigi , tapi tak semua roda gigi yang bekerja untuk menghasilkan percepatan.
3. Counter gear
Adalah roda gigi yang letaknya berlawanan dengan roda gigi percepatan. Bersama – sama dengan roda gigi percepatan, roda gigi ini membentuk perbandingan gigi, yang akan menghasilkan percepatan atau perlambatan putaran.
4. clutch hub
Komponen yang bekerja untuk meneruskan putaran ke roda gigi percepatan , sekaligus juga untuk memutuskan putaran ke clutch hub. Clutch hub ini jugalah yang akan menentukan roda gigi percepatan mana yang bekerja.
5. shift fork
Tuas garpu pemindah yang bekerja untuk mengoperasikan clutch hub, tuas inilah yang menggerakkan clutch hub untuk meneruskan atau memutuskan putaran ke roda gigi percepatan.
Demikian komponen utama dari transmisi, sebenarnya masih ada komponen kecil – kecil lainnya pada transmisi. Tapi nanti saya akan bahas pada postingan berikutnya untuk lebih detailnya. Semoga penjelasan mengenai komponen transmisi ini dapat dimengerti, dan bila ada pertanyaan silahkan berkomentar di bawah ini.
PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN BATERAI
Pemeriksaan dan Perawatan Baterai
Berikut ini akan dijelaskan pemeriksaan dan perawata baterai , sehingga dapat memperpanjang umur penggunaan baterai tersebut. Langkah - langkahnya adalah :
Periksa ketinggian permukaan air baterai (elektrolit) secara berkala. Ketinggian permukaan air baterai harus antara garis batas upper dan lower. Jika air baterai di bawah garis lower, tambahkan air murni.
Periksa keadaan kotak baterai dari kemungkinan retak atau bocor. Jika keadaan kotak baterai sudah rusak sebaiknya ganti baterai atau jika mudah untuk diperbaiki, segera perbaikilah. Kotak baterai yang bocor berakibata air baterai cepat habis sehingga sel - sel baterai cepat rusak.
Periksa keadaan kutub - kutub baterai. Jika kutub baterai tertimbun endapan putih, bersihkan dengan air hangat. JIka kutub baterai berkarat bersihkan dengan amril halus dan beri pelumas sedikit untuk mencegah agar tidak cepat berkarat.
Periksa keadaan selang pernapasannya. Selang pernapasan tidak boleh tersumbat oleh kotoran atau terpuntir, Selang pernapasan yang tersumbat harus dibersihkan atau diganti. Selang pernapasan berguna untuk mengalirkan uap air baterai ketika panas.
Ukur tegangan baterai dengan voltmeter pada kedua kutubnya. Jika tegangan baterai kurang dan disertai dengan berat jenis elektrolit rendah maka baterai harus dicharge (disetroom). Pengisian untuk baterai baru dengna kuat arus pengisian 10 % dari kapasitas baterai selama 10 jam sedang untuk baterai lama selama 3 jam dengan kuat arus pengisian 35 % dari kapasitas baterai. Pengisian arus listrik baterai dilakukan dengan alat khusus yaitu batery charger. Kutub positif dihubungkan dengan kabel positif dan kutub negatif baterai dihubungkan dengan kabel negatif batery charger. Pada waktu pengisian berlangsung tutup sel harus dibuka agar uap air baterai dapat keluar. Jika bateraj sudah terisi penuh maka akan timbul buih - buih gas ke permukaan dan berat jenis baterai sekitar 1,26.
Penting!
Jika klem terminal baterai sulit dilepas , jangan paksa dengan cara dipukul atau digoyang seperti gambar di atas. Lepaskan klem tersebut dengan alat bantu seperti pada gambar berikut:
Agar penggunaan arus baterai tidak terlalu boros sebaiknya jangan menekan tombol starter terlalu lama ( untuk sepeda motor dengan starter elektrik) waktu menghidupkan pertama kali. Di samping itu jika sepeda motor tidak digunakan dalam jangka waktu yang agak lama sebaiknya kabel negatif (-) baterai yang berhubungan dengan massa dilepas.
Berikut ini akan dijelaskan pemeriksaan dan perawata baterai , sehingga dapat memperpanjang umur penggunaan baterai tersebut. Langkah - langkahnya adalah :
Periksa ketinggian permukaan air baterai (elektrolit) secara berkala. Ketinggian permukaan air baterai harus antara garis batas upper dan lower. Jika air baterai di bawah garis lower, tambahkan air murni.
Periksa keadaan kotak baterai dari kemungkinan retak atau bocor. Jika keadaan kotak baterai sudah rusak sebaiknya ganti baterai atau jika mudah untuk diperbaiki, segera perbaikilah. Kotak baterai yang bocor berakibata air baterai cepat habis sehingga sel - sel baterai cepat rusak.
Periksa keadaan kutub - kutub baterai. Jika kutub baterai tertimbun endapan putih, bersihkan dengan air hangat. JIka kutub baterai berkarat bersihkan dengan amril halus dan beri pelumas sedikit untuk mencegah agar tidak cepat berkarat.
Periksa keadaan selang pernapasannya. Selang pernapasan tidak boleh tersumbat oleh kotoran atau terpuntir, Selang pernapasan yang tersumbat harus dibersihkan atau diganti. Selang pernapasan berguna untuk mengalirkan uap air baterai ketika panas.
Ukur tegangan baterai dengan voltmeter pada kedua kutubnya. Jika tegangan baterai kurang dan disertai dengan berat jenis elektrolit rendah maka baterai harus dicharge (disetroom). Pengisian untuk baterai baru dengna kuat arus pengisian 10 % dari kapasitas baterai selama 10 jam sedang untuk baterai lama selama 3 jam dengan kuat arus pengisian 35 % dari kapasitas baterai. Pengisian arus listrik baterai dilakukan dengan alat khusus yaitu batery charger. Kutub positif dihubungkan dengan kabel positif dan kutub negatif baterai dihubungkan dengan kabel negatif batery charger. Pada waktu pengisian berlangsung tutup sel harus dibuka agar uap air baterai dapat keluar. Jika bateraj sudah terisi penuh maka akan timbul buih - buih gas ke permukaan dan berat jenis baterai sekitar 1,26.
Penting!
Jika klem terminal baterai sulit dilepas , jangan paksa dengan cara dipukul atau digoyang seperti gambar di atas. Lepaskan klem tersebut dengan alat bantu seperti pada gambar berikut:
Agar penggunaan arus baterai tidak terlalu boros sebaiknya jangan menekan tombol starter terlalu lama ( untuk sepeda motor dengan starter elektrik) waktu menghidupkan pertama kali. Di samping itu jika sepeda motor tidak digunakan dalam jangka waktu yang agak lama sebaiknya kabel negatif (-) baterai yang berhubungan dengan massa dilepas.
CARA MENGGUNAKAN MULTITESTER
Cara Menggunakan Multimeter – Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).
Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi Elektronika.
Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran antara lain :
Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt
Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
Pengukuran atau Pengujian Dioda
Pengukuran atau Pengujian Transistor
Bagian-bagian penting Multimeter
Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :
Display
Saklar Selektor
Probe
Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter Digital beserta bagian-bagian pentingnya.
Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi
Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)
1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)
Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)
Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi Elektronika.
Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran antara lain :
Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt
Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
Pengukuran atau Pengujian Dioda
Pengukuran atau Pengujian Transistor
Bagian-bagian penting Multimeter
Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :
Display
Saklar Selektor
Probe
Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter Digital beserta bagian-bagian pentingnya.
Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi
Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)
1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)
Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)
Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
CARA MENGGUNAKAN MIKROMETER
Cara mengukur menggunakan dan membaca mikrometer sekrup (micrometer screw).
Micrometer skrup adalah salah satu alat ukur panjang dengan tingkat keteitian yang lebih baik dibandingkan jangka sorong atau apalagi mistar.
Ketelitian sebuah micrometer skrup atau skala terkecilnya mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm. Penyajian datanya sering umumnya dalam satuan millimeter.
Berikut ilustrasi cara membaca alat ukur mikrometer.
Langkah-Langkah:
Cari angka pada skala utama, pada contoh di bawah angka yang diperoleh adalah 2,5.
Lanjutkan dengan mencari angka pada selubung luar yang berhimpit, pada contoh angka yang diperoleh adalah adalah 26 atau aslinya 0,26
Jumlahkan kedua angka yang diperoleh tersebut, lebih jelasnya amati ilustrasi berikut:
Cara Penyajian Data pada Hasil Pembacaan Mikrometer Sekrup
Ketelitian mikrometer skrup atau skala terkecil mikrometer sekrup adalah seperseribu centimeter atau 0,001 cm alias 0,01 mm.
Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai tebal sebuah keping uang logam adalah 3,25 mm.
Maka penyajian atau pelaporan data dari tebal keping uang logam tadi adalah :
(3,25 ± 0,005) mm, ini dalam millimeter ya,..bukan centimeter.
atau seperti berikut oke juga, menyesuaikan jumlah desimal depan dan belakangnya:
(3,250 ± 0,005) mm
dan bukan seperti berikut:
(3,25 ± 0,01) mm
Jadi, cara pelaporan data hasil pengukuran alat ini mengikuti pola berikut:
L = x ± Δ x
Dimana x adalah hasil yang kita baca dari mikrometer, dengan Δx adalah ketidakpastiannya,
dimana Δ x = 1/2 × ketelitian alat.
Micrometer skrup adalah salah satu alat ukur panjang dengan tingkat keteitian yang lebih baik dibandingkan jangka sorong atau apalagi mistar.
Ketelitian sebuah micrometer skrup atau skala terkecilnya mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm. Penyajian datanya sering umumnya dalam satuan millimeter.
Berikut ilustrasi cara membaca alat ukur mikrometer.
Langkah-Langkah:
Cari angka pada skala utama, pada contoh di bawah angka yang diperoleh adalah 2,5.
Lanjutkan dengan mencari angka pada selubung luar yang berhimpit, pada contoh angka yang diperoleh adalah adalah 26 atau aslinya 0,26
Jumlahkan kedua angka yang diperoleh tersebut, lebih jelasnya amati ilustrasi berikut:
Cara Penyajian Data pada Hasil Pembacaan Mikrometer Sekrup
Ketelitian mikrometer skrup atau skala terkecil mikrometer sekrup adalah seperseribu centimeter atau 0,001 cm alias 0,01 mm.
Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai tebal sebuah keping uang logam adalah 3,25 mm.
Maka penyajian atau pelaporan data dari tebal keping uang logam tadi adalah :
(3,25 ± 0,005) mm, ini dalam millimeter ya,..bukan centimeter.
atau seperti berikut oke juga, menyesuaikan jumlah desimal depan dan belakangnya:
(3,250 ± 0,005) mm
dan bukan seperti berikut:
(3,25 ± 0,01) mm
Jadi, cara pelaporan data hasil pengukuran alat ini mengikuti pola berikut:
L = x ± Δ x
Dimana x adalah hasil yang kita baca dari mikrometer, dengan Δx adalah ketidakpastiannya,
dimana Δ x = 1/2 × ketelitian alat.
CARA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG
CARA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG
Cara Menggunakan Jangka Sorong sangat mudah dipelajari, karena memang alat ini merupakan alat bantu yang memudahkan anda untuk menentukan ukuran dari besaran pokok panjang. Dilihat dari bentuknya jangka sorong ini sangat mirip dengan kunci inggris yang bagian rahang mulutnya dapat digeser-geser sesuai keinginan kita. Jangka sorong juga memiliki tingkat ketelitian yang sangat kecil, yaitu hingga 0,1mm sehingga dapat digunakan untuk mengukur berbagai benda atau alat hingga ukuran 0,1mm. Jangka sorong memiliki berbagai kegunaan dalam mengukur, diantaranya adalah mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara diulur dan mengukur sisi luar benda dengan cara diapit, serta mengukur kedalaman lubang atau celah pada suatu benda dengan cara menusukkan atau menancapkan bagian bawah jangka sorong tersebut.
Berikut ini Gambar Cara Menggunakan Jangka Sorong Yang Benar ( bisa buka pada video cara menggunakan jangka sorong )
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus anda ketahui tentang Cara Menggunakan Jangka Sorong yang baik dan benar yaitu pertama-tama anda harus mengendurkan baut yang berguna sebagai pengunci dan menggeser rahang geser yang terdapat pada jangka sorong, tetapi kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa rahang geser jangka sorong tersebut bekerja dengan baik atau tidak, lalu anda harus memastikan bahwa ketika rahang tertutup, jangka tersebut harus menunjukkan angka nol, langkah kedua adalah lakukan pembersihan baik pada benda yang akan diukur maupun pada permukaan rahang jangka sorong untuk menghindari kesalahan pengukuran secara detail, dan langkah yang terakhir adalah dengan menutup rahang jangka hingga mengapit pada bagian suatu benda yang sesuai dengan apa yang kita ingin ukur, lalu anda tinggal melihat skala yang ditampilkan pada jangka sorong ini dan anda sudah dapat menggunakan jangka sorong yang benar.
Jangka sorong ini juga dapat mengukur diameter yaitu dengan cara menggunakan rahang bagian atas, lalu masukkan benda yang akan diukur dan pastikan bahwa posisi benda lurus dan sama rata,selain itu adapula Cara Menggunakan Jangka Sorong sebagai alat pengukur kedalam suatu benda, dengan cara menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai jangka sorong,lalu tarik rahang geser jangka hingga menyentuh permukaan dalam benda tersebut dan pastikan bahwa baik benda yang ingin diukur ataupun jangka sorong anda tidak mengalami pergerakan sehingga dapat menentukan ukuran kedalaman yang sempurna.
Demikian penjelasan singkat mengenai cara menggunakan jangka sorong, semoga artikel yang di bahas kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Meteran Listrik Digital PLN, Rangkaian Tone Control, Pengertian Multimeter dan Fungsi Multimeter Analog.
CARA MENGGUNAKAN BORE GAUGE
Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge
pembacaan-cylinder-bore-gauge , kalibrasi-cylinder-bore-gauge
Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge. This best photo collections about Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge is available to save to your computer. We collected this best picture from internet and chose the best one for you. Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge photos and pictures collection that posted here was perfectly curated and are the best among others.
So, finally we have made it and these are amazing picture for your inspiration and informational purpose regarding the Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge as part of Oto Engine limited gallery. Take your time and find the best Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge photos posted here that suitable with your needs.
Pengukuran diameter silinder dengan bore gage memerlu-kan alat ukur lain yaitu mistar geser dan mikrometer.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur diameter silinder.
Cara I :
Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
Pasang replacement rod pada bore gage.
Ukur panjang replace-ment rod dengan mikrometer luar seper-ti pada gambar 29 di samping dan usaha-kan jarum dial gage tidak bergerak, misal diperoleh hasil pengu-kuran = 76,20 mm.
Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar 30 sampai diperoleh pe-nyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm.
Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengu-kuran panjang replacement rod dengan besarnya penyim-pangan jarum bore gage.
Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara II :
Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
Pasang replacement rod pada bore gage.
Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara anvil dan spindle mikrometer
Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh pe-nyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
Apabila penyimpangan jarum dial gage :
Di sebelah kanan nol: Ǿsilinder = 76 – penyimpangan
Di sebelah kiri nol : Ǿsilinder = 76 +penyimpangan
KOMPONEN-KOMPONEN TRANSMISI SYNCROMESH
Komponen-komponennya adalah :
|
27. Cover bearing output shaft
28. Gear box
29. Shift fork
30. Shift fork shaft
31. Shift fork housing
32. Shift fork mundur
33. Sender mundur
34. Shift fork lever
35. Pengunci idler gear
36. Snapring
37. Spie
38. Needle Bearing Input Shaft
|
Monday, March 30, 2015
Saturday, March 28, 2015
Friday, March 27, 2015
Thursday, March 26, 2015
Friday, March 20, 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)